Gowes ke Danau Cibereum Bekasi, Keindahan Alam di Tengah Himpitan Pembangunan
Gowes atau bersepeda adalah salah
satu aktifitas yang saya gemari sejak kecil. Ketika masih tinggal di
Jakarta, setiap hari Minggu saya rutin mengikuti Car Free Day di Bundaharan HI, setelah
pindah ke Bekasi hampir 2 tahun lalu, saya gak mau kehilangan hobby bersepeda
saya. Sayapun mencari spot-spot kece untuk bisa menyalurkan hobi saya tersebut. Dan alhamdulillah, Bekasi punya banyak trek yang membuat saya bedecak kagum, salah satunya adalah Danau Cibereum (ceritanya mulai cinta sama Bekasi) ^^
Banyak sih danau di Bekasi yang sudah saya liat, tapi kalau saya bilang itu bukan danau, lebih seperti empang atau kubangan mandi kerbau kayaknya,hihihi. Tapi yang ini beda sob, Danau Cibereum adalah danau alami yang konon sudah ada sejak jaman kompeni Belanda. Danau ini berada di dekat perumahan elit Grand Wisata Bekasi.
Berdasarkan literatur dan hasil kepo saya terhadap warga sekitar danau, dulunya danau ini menjadi penopang hidup warga mulai dari menjala ikan, keramba apung, dan sebagai sarana irigasi pertanian. Luas danau ini konon mencapai 38 ha, namun keberadaannya sekarang sudah terhimpit pembangunan besar-besaran perumahan Grand Wisata. Luas danau Cibereum saat ini hanya sekitar 2 ha saja. Lokasi ini juga kerap dijadikan ajang berkumpulnya para pegowes di sekitar bekasi ataupun masyarakat yang ingin berwisata murah meriah. Bahkan beberapa waktu lalu danau Cibereum dijadikan spot Pekan Olahraga Daerah Pemerintah Kota Bekasi dalam ajang olahraga ski air.
Olahraga Ski Air di Danau Cibereum (foto dari Tribunnews)
Rumah saya berada di Kampung Kelapa Dua, Padurenan Mustika Jaya Bekasi, membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk sampai ke Danau Cibereum menggunakan sepeda. Biasanya saya melewati jalan kampung ketimbang harus melewati perumahan grand wisata. Bagi sobat yang berada dikawasan Tambun, lebih dekat ambil jalan arah Mustika Jaya dan masuk lewat Gerbang Grand Wisata, atau yang dari Jakarta bisa exit di gerbang tol Tambun - Mustika Jaya - Grand Wisata.
Ilalang yang tinggi seperti di filem2 India ^^
Lahan yang Digunakan warga sekitar untuk bercocok tanam
(Foto di atas saya ambil pada akhir tahun 2014). Lokasi Danau Cibereum memang sangat dekat dengan hamparan lahan yang belum dipergunakan milik pengembang properti. Beberapa lahan ada yang digunakan warga sekitar untuk bercocok tanam. Bahkan ada komunitas motor trail dan mobil off road menggunakan lahan dengan kontur yang berkelok dan cukup terjal ini sebagai arena memacu kendaraannya.
Berbeda dengan kondisi awal saya ke Danau Cibereum, semenjak awal tahun 2015 jalan utama danau Cibereum sudah di perbaiki, jadi tidak perlu becek2an lagi ketika hujan turun. Dan buat sobat yang merasa lapar dan haus sehabis gowes, gak perlu khawatir karena disini sudah banyak penjual makanan dan minuman yang siap mengisi perut sobat. Yang terkenal disini ada warung yang menjual Toge Goreng dan Wedang Jahe, warung tersebut yang paling ramai di kunjungi oleh para goweser. Toilet juga tersedia disini dan yang terpenting, toiletnya bersih dan gak mau pesing sob,hehehe. Terus buat sobat yang ingin membeli aksesoris sepeda, disini juga ada kok dan lengkap lho mulai dari helm, kaos, velg, bel, dan masih banyak lagi.
Buat saya ini yang THE BEST, kenyang iya kembung iya, ayeeay...
Jaring teros Be jaring....
Rasa capek setelah gowes terbayarkan ketika sampai ditempat ini, beristirahat di saung-saung pinggir danau Cibereum sambil menikmati kelapa muda dan menghirup udara yang masih segar di pagi itu, ahhh...semakin cinta saya dengan kota yang baru saya tinggali ini.
Tapi ada yang mengusik hati saya ketika minggu kemarin saya mengunjungi lokasi ini, beberapa bulan tanpa hujan, hamparan lahan dengan ilalang hijau tingginya tersebut menjadi kering dan gersang. Tanah berdebu juga sangat tebal hingga saya harus menggunakan masker. Dan yang membuat saya agak sedih, pembangunan perumahan sudah mulai dilakukan di lahan tersebut, sudah banyak truk-truk besar dan traktor yang semakin menambah kegersangan tempat tersebut. Tidak ada lagi terlihat Pak Tani yang menyiram lahan palawijanya, tidak ada lagi deru motor dan mobil off road yang memacu kendaraannya, dan tidak ada lagi ilalang hijau tinggi seperti di film india.
Namun setidaknya Danau Cibereum masih dan harus tetap terjaga kelestariannya. Karena bisa jadi inilah " Oase of Hope " bagi saya dan para goweser lainnya serta masyakarat yang masih ingin menikmati keindangan alam di tengah himpitan pembangunan...