Selasa, 11 Agustus 2015

Gowes ke Danau Cibereum Bekasi, Keindahan Alam di Tengah Himpitan Pembangunan





Gowes atau bersepeda adalah salah satu aktifitas yang saya gemari sejak kecil. Ketika masih tinggal di Jakarta, setiap hari Minggu saya rutin mengikuti Car Free Day di Bundaharan HI, setelah pindah ke Bekasi hampir 2 tahun lalu, saya gak mau kehilangan hobby bersepeda saya. Sayapun mencari spot-spot kece untuk bisa menyalurkan hobi saya tersebut. Dan alhamdulillah, Bekasi punya banyak trek yang membuat saya bedecak kagum, salah satunya adalah Danau Cibereum (ceritanya mulai cinta sama Bekasi) ^^
  
Banyak sih danau di Bekasi yang sudah saya liat, tapi kalau saya bilang itu bukan danau, lebih seperti empang atau kubangan mandi kerbau kayaknya,hihihi. Tapi yang ini beda sob, Danau Cibereum adalah danau alami yang konon sudah ada sejak jaman kompeni Belanda. Danau ini berada di dekat perumahan elit Grand Wisata Bekasi. 

Berdasarkan literatur dan hasil kepo saya terhadap warga sekitar danau, dulunya danau ini menjadi penopang hidup warga mulai dari menjala ikan, keramba apung, dan sebagai sarana irigasi pertanian. Luas danau ini konon mencapai 38 ha, namun keberadaannya sekarang sudah terhimpit pembangunan besar-besaran perumahan Grand Wisata. Luas danau Cibereum saat ini hanya sekitar 2 ha saja. Lokasi ini juga kerap dijadikan ajang berkumpulnya para pegowes di sekitar bekasi ataupun masyarakat yang ingin berwisata murah meriah. Bahkan beberapa waktu lalu danau Cibereum dijadikan spot Pekan Olahraga Daerah Pemerintah Kota Bekasi dalam ajang olahraga ski air. 


Olahraga Ski Air di Danau Cibereum (foto dari Tribunnews)
 
Rumah saya berada di Kampung Kelapa Dua, Padurenan Mustika Jaya Bekasi, membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk sampai ke Danau Cibereum menggunakan sepeda. Biasanya saya melewati jalan kampung ketimbang harus melewati perumahan grand wisata. Bagi sobat yang berada dikawasan Tambun, lebih dekat ambil jalan arah Mustika Jaya dan masuk lewat Gerbang Grand Wisata, atau yang dari Jakarta bisa exit di gerbang tol Tambun - Mustika Jaya - Grand Wisata.



 Ilalang yang tinggi seperti di filem2 India ^^


 Lahan yang Digunakan warga sekitar untuk bercocok tanam



 
(Foto di atas saya ambil pada akhir tahun 2014). Lokasi Danau Cibereum memang sangat dekat dengan hamparan lahan yang belum dipergunakan milik pengembang properti. Beberapa lahan ada yang digunakan warga sekitar untuk bercocok tanam. Bahkan ada komunitas motor trail dan mobil off road menggunakan lahan dengan kontur yang berkelok dan cukup terjal ini sebagai arena memacu kendaraannya.







Berbeda dengan kondisi awal saya ke Danau Cibereum, semenjak awal tahun 2015 jalan utama danau Cibereum sudah di perbaiki, jadi tidak perlu becek2an lagi ketika hujan turun. Dan buat sobat yang merasa lapar dan haus sehabis gowes, gak perlu khawatir karena disini sudah banyak penjual makanan dan minuman yang siap mengisi perut sobat. Yang terkenal disini ada warung yang menjual Toge Goreng dan Wedang Jahe, warung tersebut yang paling ramai di kunjungi oleh para goweser. Toilet juga tersedia disini dan yang terpenting, toiletnya bersih dan gak mau pesing sob,hehehe. Terus buat sobat yang ingin membeli aksesoris sepeda, disini juga ada kok dan lengkap lho mulai dari helm, kaos, velg, bel, dan masih banyak lagi.


 Buat saya ini yang THE BEST, kenyang iya kembung iya, ayeeay...


 Jaring teros Be jaring....


Rasa capek setelah gowes terbayarkan ketika sampai ditempat ini, beristirahat di saung-saung pinggir danau Cibereum sambil menikmati kelapa muda dan menghirup udara yang masih segar di pagi itu, ahhh...semakin cinta saya dengan kota yang baru saya tinggali ini. 




Tapi ada yang mengusik hati saya ketika minggu kemarin saya mengunjungi lokasi ini, beberapa bulan tanpa hujan, hamparan lahan dengan ilalang hijau tingginya tersebut menjadi kering dan gersang. Tanah berdebu juga sangat tebal hingga saya harus menggunakan masker. Dan yang membuat saya agak sedih, pembangunan perumahan sudah mulai dilakukan di lahan tersebut, sudah banyak truk-truk besar dan traktor yang semakin menambah kegersangan tempat tersebut. Tidak ada lagi terlihat Pak Tani yang menyiram lahan palawijanya, tidak ada lagi deru motor dan mobil off road yang memacu kendaraannya, dan tidak ada lagi ilalang hijau tinggi seperti di film india.

Namun setidaknya Danau Cibereum masih dan harus tetap terjaga kelestariannya. Karena bisa jadi inilah " Oase of Hope " bagi saya dan para goweser lainnya serta masyakarat yang masih ingin menikmati keindangan alam di tengah himpitan pembangunan...  

  

Kamis, 06 Agustus 2015

Taman Wisata Muara Angke "oase" di tengah "gurun" Ibukota (Part 2)





Assalamu'alaikum.

Seperti yang sudah saya janjikan sebelumnya, bahwa saya akan kembali menceritakan perjalanan saya ke Taman Wisata Muara Angke, tapi maap ni sob baru sempet posting sekarang, maklum terlalu sibuk memikirkan masa depan bersamamu..iyaaa kamu,hihihi. Sampe mana ya kemarin? hmmmm...oiya sampe dimana akhirnya kami salah alamat. Ternyata lokasi yang kami kunjungi adalah Suaka Margasatwa Muara Angke yang lebih mirip lokasi pilem Jurrasic World setelah di amuk oleh Indominus Rex,bhahaha.

Setelah mendapat pencerahan dari satpam tempat kami menitipkan motor di ruko Mediterania, maka kami melanjutkan perjalanan menuju lokasi yang menjadi tujuan kami. Pak Satpam bilang nanti patokannya itu ketemu Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk dan Yayasan Tzu Chi. 

Ket : SMMA (Suaka Margasatwa Muara Angke)
 HWAMA (Hutan Wisata Alam Muara Angke atau Taman Wisata Muara Angke)


Yayasan Tzu Chi (berasa ada di Cina)

Nah kata Pak Satpam, kalau udah ketemu yayasan Tzu Chi ini berarti udah deket. Ini sumpah yayasan atau sekolah beneran luas banget, bangunannya juga gede-gede, terus terus bangunannya pake marmer semua sob (kan kan norak banget kan), dan banyak pemuda pemudi tanggung yang foto2 dihalamannya (biar dikira di cina),hihihi. Dan benar saja letak Taman Wisata Muara Angke atau Angke Kapuk berada di belakang Yayasan Tzu Chi ini...alhamdulillah...

 Welcome to the sanctuary "Mangrove Forest" of hope 
 
Nah sebagai bahan informasi dan pertimbangan, berikut biaya yang harus dikeluarkan sobat untuk menikmati keindahan Taman Wisata Muara Angke :

Tiket Masuk


  • Tiket masuk turis lokal: Rp 25.000/orang (jangan sampe ilang sob, soalnya akan diminta di pos pemeriksaaan)
  • Tiket masuk turis asing: Rp 125.000/orang (hmmm...mahalin dikit lagi dong ah, lumayan buat nambah devisa negara,hihihi)
  • Parkir sepeda motor: Rp 5.000/unit (ini juga jangan sampe ilang ya, nanti akan diminta sama abang2 parkirnya)
  • Parkir mobil: Rp 10.000/unit (sama)
  • Parkir bus: Rp 50.000/unit (ini jangan sampe ilang bisnya sob, kagak bisa pulang nanti,wkwkwkw)
  • Kamera selain kamera ponsel: Rp 1.000.000 (ini yang agak aneh, katanya sih biar gak dikomersilin gtu, hmmm...garuk2 kepala, tapi kamera hp sekarang juga bagus2 kok, silahkan foto-foto sampe mblenger ya,hehe).
Buat sobat yang mau berkeliling area dengan menggunakan perahu atau kano, disini juga ada kok, tapi saya gak tau harganya, soalnya emang gak sempet naik karena waktu yang sempit (alesan aja padahal lagi bokek). Buat yang mau menginap juga ada kok villa2 kecil yang kece, pas banget buat pasangan2 muda yang sudah nikah lho ya, cocok juga buat alternatif bermadu bulan (soalnya saya belum paham inti berbulan madu) hahaha.
Berbeda dengan di Suaka Margasatwa Muara Angke, di Taman Wisata Muara Angke ini saya melihat hamparan hijau tanaman mangrove seakan melambai memanggil saya dan hijau jernihnya air yang bersih tanpa sampah, membuat saya langsung ingin berlari-lari slow motion macam di film india menuju.....toilet, ya toilet...karena selama perjalanan saya menahan pipis (duuuh maap ya pembaca kalau jd ilfil,hihihihi).

 Keren kan penginapannya? tapi jangan lupa bawa obat nyamuk tapi yaak,hihihi.

Profil Sang Jagoan


 Buat yang mau sholat, ada masjid yang nyaman dan sejuk banget sob, alhamdulillah...


Coba gang-gang di Bekasi kayak gini semua ya, syurga dunia banget ^^


Buat saya, Taman Wisata Muara Angke layak banget buat dikunjungi khususnya bagi sobat yang rindu akan kelestarian alam. Meskipun pada saat itu lagi panas-panasnya ni sob (maklumlah namanya juga dekat pesisir pantai), tapi coba deh berteduh di bawah rindangnya pohon Mangrove, pejamkan mata sejenak, tarik nafas perlahan, rasakan ketenangan hati serta pikiran untuk waktu beberapa menit saja. Kipas angin atau AC paling mahal didunia ini, KALAH!! u have to try guys, trust me ^^
Demikian perjalanan saya di Taman Wisata Muara Angke, maaf kalau foto-fotonya tidak lengkap ya sob, untuk lebih jelasnya silahkan sobat datang dan nikmati sensasinya. Terima kasih buat sahabat2 saya yang telah rela menghabiskan waktu berharganya nemenin saya keluyuran panas-panasan,hihihi. you're the best guys...  


Jangan kapok ya guys ^^


untuk siapapun yang menanam pohon 
dimana aku bisa berteduh dibawah kerindangannya...
aku ucapkan jutaan terima kasih sobat,
karena telah membantu Sang Pemilik Syurga
untuk menghadirkan syurga kecil-Nya didunia...