Assalamu'alaikum..
Sob, apa yang terlintas di benak kalian kalau mendengar kata "Jakarta"? Jawab cepat 3 detik (1...2...3) teeeeet..selesai. Hmmm...saya yakin yang terlintas dibenak kalian adalah 2 hal yang meraih posisi puncak? macet dan banjir, ya kan?hehehe. Sabar sob Jakarta gak segitunya kok, ternyata Jakarta punya "oase" yang bisa menyejukkan hati dan pikiran kita.
Belum lama ini saya baru saja berkunjung ke salah satu lokasi di Jakarta yang memanjakan mata, eiiitss...bukan deretan wanita cantik atau barang2 keren di mall lho ya,hehehe. Yaap namanya Taman Wisata Alam Mangrove di Muara Angke. Sudah lama banget pengen berkunjung ke lokasi ini tapi baru kesampean kesana abis lebaran. Kebanyakan orang mengenal Muara Angke dengan hidangan lautnya yang maknyus, tapi yang satu ini gak kalah maksyusnya kok,hehehe.
Pagi2 berangkatlah saya dari Bekasi (yang dulu di klaim sebagai Planet), saya mengajak 4 orang teman yang sudah di iming-imingi indahnya hutan mangrove di Muara Angke, padahal saya juga kan belum pernah kesana,hihihi. Tapi bermodalkan kepercayaan dan rasa kasihan, akhirnya terpaksa mereka mau juga ikut saya kesana (yes ada temennya!!). Kami bertemu di kawasan Setia Budi dan berangkat pukul 09.00 wib ke lokasi menggunakan sepeda motor.
Namanya belum pernah kesana kamipun sukses nyasar. Dan kami tanya orang dong, mulai dari sopir angkot, tukang ojeg, satpam, tukang bersih-bersih jalan, hingga warga sipil yang kebetulan melintas,hihihi. Cuaca pada saat itu cukup panas, mengingat hampir 2 bulan Jakarta belum di guyur hujan, merasa berdosa sekali saya melihat wajah teman2 saya yang sudah ingin sekali menjambak rambut saya (sabar ya kawan, sebentar lagi sampe kok). Tadaaa...akhirnya...kami sampai dilokasi, tapi....
Pintu Masuk Suaka Marga Satwa Muara Angke
Tapi lokasi ini tidak seperti yang saya harapkan, di pintu masuk saja kondisinya sudah tidak terawat dan tidak ada satupun petugas yang berjaga-jaga disini. Teman-teman sayapun mulai ragu dengan keindahan hutan mangrove yang sudah diiming-imingi, tapi saya tetap menenangkan mereka dengan bilang "ahh gw browsing di google gak kayak gini kok, apa jangan2 udah gak keurus ya? atau mungkin Indominus Rex (yang udah nonton Jurassic World pasti tau) datang kesini dan memporak-porandakan tempat ini?",hihihi.
Kamipun memberanikan diri memasuki lokasi tersebut, namun kami harus berhati-hati karena jalan kayu yang kami lalui sudah lapuk dan rusak, jika tidak pandai-pandai memilih pijakan yang pas bisa-bisa kami terperosok dan langsung disambar oleh ular anaconda (lah kenapa jadi nyambung ke film lain). Teman-teman kaum wanita saya tidak berani masuk lebih dalam lagi, karena tempatnya sepi dan bisa dibilang hanya kami yang saat itu mengunjungi tempat ini. Mereka membayangkan suatu bahaya yang akan datang jika kita terus masuk kedalam (imajinasi cewek), tapi hal itu tidak menyurutkan niat saya untuk terus menyusuri jalan tersebut untuk tau dimana ujungnya biarpun saya agak ngeri juga,hehehe.
Jalan kayu yang sudah rusak
Sayapun mengajak teman saya yang cowo namanya Mamet, "yuuk met kita terus masuk aja, penasaran gw ada apa sih di ujung jalan ini", Mametpun hanya mengangguk antara takut dan bingung. Tak lama kami berjalan masuk, ada 2 orang pria tanggung dari arah berlawanan yang menuju ke arah kami dan saya pun memberanikan diri bertanya dengan mereka "Maaf mas-mas ini dari mana dan mau kemana ya?", salah satunya menjawab " Kami dari Ambon dan ingin ke Taman Wisata Mangrove Muara Angke". Dan akhirnya sekarang saya sudah menemukan jawaban kalau jalan kayu ini langsung menuju ke Ambon,hahaha.
Ternyata tujuan kedua orang pria tersebut itu sama dengan kami yang ingin menuju Taman Wisata Alam Mangrove Muara Angke. Kamipun sepakat untuk bersama-sama menuju lokasi yang ingin kami tuju, setelah kami bertanya dengan satpam di seberang lokasi Suaka Margasatwa Muara Angke, bahwa terdapat 3 lokasi hutan Mangrove di Muara Angke yang berbeda yaitu :
- Suaka Margasatwa Muara Angke, lokasinya berada di seberang Kompleks Ruko Mediterania PIK, dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI. Tidak dibuka untuk umum, kalau mau masuk kesana harus minta izin ke kantor yang beralamat di Jl Salemba Raya no 9 Jakarta Pusat. Namun nyatanya siapa saja sekarang boleh masuk (karena mereka yakin paling gak berani masuk lebih dalam)
- Hutan Mangrove Muara Angke berlokasi di Jalan Pantai Indah Utara I, Jakarta Utara. Dikelola oleh provinsi DKI Jakarta, untuk masuk kesini tidak ada biaya hanya membayar biaya parkir kendaraan. Tempatnya memang agak kotor dan sempit.
- Taman Wisata Alam Angke Kapuk, nah dia hutan mangrove yang menjadi tujuan wisata kami, yang terletak didekat Sekolah atau Yayasan Cina Tzu Chi.
Jika lokasi ini kembali dirawat, saya yakin lokasi ini akan jadi salah satu "oase" di Utara Jakarta yang bisa dinikmati oleh masyarakat Jakarta khususnya dan menjadi tempat berkembang biak bagi Flora dan Fauna endemik di Muara Angke. Dari literatur yang saya baca, dulu di lokasi ini terdapat hewan-hewan yang menjadi primadona, web resmi Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta menyebutkan, kawasan itu merupakan habitat monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), sekitar 50 jenis burung yang menetap dan 10 jenis burung migran, serta beberapa jenis reptil.
Tapi sayang, kondisi kawasan suaka alam yang ingin dijadikan sebagai pusat pendidikan konservasi lahan basah itu sekarang memprihatinkan. Pembangunan Ibu Kota yang sepertinya tiada henti disertai ulah manusia-manusia tidak bertanggung jawab telah menggerogoti kekuatan kawasan suaka alam seluas sekitar 25 hektare itu dalam menyangga kehidupan. Cemaran limbah dari berbagai kawasan di Jakarta mengotori perairan di pinggiran hutan mangrove Muara Angke. Sampah-sampah plastik warna-warni seolah ingin mengalahkan keindahan hutan bakau yang hijau, merongrong kekuatan bakau dengan menghambat pernapasan akarnya.
Tapi sayang, kondisi kawasan suaka alam yang ingin dijadikan sebagai pusat pendidikan konservasi lahan basah itu sekarang memprihatinkan. Pembangunan Ibu Kota yang sepertinya tiada henti disertai ulah manusia-manusia tidak bertanggung jawab telah menggerogoti kekuatan kawasan suaka alam seluas sekitar 25 hektare itu dalam menyangga kehidupan. Cemaran limbah dari berbagai kawasan di Jakarta mengotori perairan di pinggiran hutan mangrove Muara Angke. Sampah-sampah plastik warna-warni seolah ingin mengalahkan keindahan hutan bakau yang hijau, merongrong kekuatan bakau dengan menghambat pernapasan akarnya.
Namun ketika disana, saya masih bisa mendengar suara burung yang sebelumnya belum pernah saya dengar, terutama di pasar burung pramuka ya mungkin inilah suara keindahan alam yang masih tersisa di Suaka Margasatwa Muara Angke, suara indah ini saya abadikan dalam video, cekidot!!
Terima kasih buat teman-teman yang telah setia dan sabar menemani saya selama perjalanan,hihihi. Tenang sob, petualangan yang lebih seru baru akan di mulai (iming-iming mode on).
Menara Pemantau yang masih berdiri kokoh
Perjalalanan saya ke Taman Wisata Alam Mangrove Muara Angke masih akan berlanjut ya di postingan berikutnya di Taman Wisata Muara Angke "oase" di tengah "gurun" Ibukota (Part 2).
akan selalu ada alasan mencintai alam...
Little Forest Project
wah, penasaran part 2 nya ^^
BalasHapusSiaaap ^^
Hapus